Senin, 18 April 2011

Istilah-istilah dalam kitab kuning



v  Thoharoh
اَلطَّهَارَةُ
:   Menghilangkan hadats atau najis atau perbuatan yang searti dengan keduanya seperti tayammum.
اَلْمَاءُ المُطْلَقُ
:   Air yang tidak terikat dengan nama tertentu yang selalu melekat.
اَلْمُسْتَغْنَى عَنْهُ
:   Benda-benda yang bisa terhindar dari air, seperti lumut.
اَلتّغَيَّرُ الْحسّيُّ
:   Perubahan sifat-sifat air yang dapat dilihat.
التَّغيُّر التَقْديْريّ
:   Perubahan pada air yang tidak yang dapat dilihat.
المُخَالطُ
:   Benda yang campur dengan air (tidak bisa dipisahkan).
المجور
:   Benda yang tidak larut dalam air (Bisa dipisahkan atu dibedakan dengan air).
المائع
:   Barang cair.
الجامد
:   Bukan benda cair.
مَاءُ الثّلْجِ
:   Air yang turun dari langit dalam keadaan cair kemudian setelah sampai di bumi menjadi beku.
مَاءُ الْبَرَدِ
:   Air yang turun dari langit dalam keadaan membeku kemudian setelah jatuh ke bumi menjadi cair.







v  Wudlu’
الوُضُوءُ
:   Nama dari perbuatan-perbuatan tertentu yang terdiri dari rukun, syarat, kesunnahan dan hal-hal yang dimakruhkan.
الوَضُوءُ
:   Air yang disediakan untuk wudlu’.
اَلْمُحْدِثْ
:   Orang yang mempunyai hadats.
 الْكَشْفِيَّةِ
:   Rambut yang tebal.
الخَفيْفَةُ
:   Rambut tipis.
الشّكُّ
:   Kebimbangan yang didasar-kan bukti.
إطالَةُ الغُرَّةِ
:   Menambah basuhan pada muka melebihi kewajiban.
إطالَةُالتََّحْجِيْلِ
:   Berarti menambah basuhan pada kaki dan tangan, melebihi kewajiban yang ada.
الوَسْوَسُ
:   Kebimbangan mengikuti kata hati tanpa dasar atau bukti.

v  Ghuslu (Mandi)
الغُسْلُ
:   Mengalirkan air ke seluruh tubuh dengan disertai niat tertentu.
الغِسْلُ
:   Perkara yang dicampurkan ke dalam air yang digunakan untuk mandi seperti daun, sabun dll.
المَنِي المُسْتَحْكِم
:   Mani yang keluar secara normal.
المَنِي غَيْرُ المستحكم
:   Mani yang keluar secara tidak normal/sakit seperti ketika kantong sperma pecah.
الدَّلْكُ
:   Menggosok anggota badan ketika mandi.
 الْحَيْضُ
:   Darah yang keluar dari farji (Vagina) wanita yang sudah berumur sembilan tahun atau kurang sedikit (Kurang 16 hari) tidak karena sakit dan tidak karena baru melahirkan.
الإتِّصالُ المُعْتادُ
:   Terus menerus mengeluar-kan darah, yaitu sekira kapas dimasukkan ke dalam farji (vagina) masih ada darahnya.
 النِّفاسُ
:   Darah yang keluar dari farji (vagina) wanita setelah melahirkan.
الإسْتِحاضَةُ
:   Darah yang keluar dari farji (vagina) wanita selain haidl & nifas.



v  Najasah
النَّجاسَةُ
:   Benda-benda menjijikkan yang mencegah sahnya sholat ketika tidak ada hal-hal yang meringankan.
رُطوْبَةُ الْفرْجِ
:   Cairan (keringat) vagina.
النَّجاسَةُ الْعَيْنِيَّةُ
:   Najis yang dapat dilihat, dirasa dan di cium.
النجاسة الحكمية
 : Najis yang tidak bisa dideteksi oleh panca indra.
النَّجاسَة المُخَفَّفَةُ
:   Najis yang berupa air kencing anak laki-laki di bawah usia dua tahun yang hanya mengkonsumsi ASI dan obat-obatan.


النَّجاسَةُ المُغَلَّظَةُ
:   Najis babi atau anjing atau keturunan kedua binatang tersebut.
النَّجاسَة المتوسطة
:   Najis selain mugholladzoh dan mukhoffafah.
عُمُومُ الْبَلْوَىُ
:   Kejadian yang sering terjadi dan sulit untuk dihindari.

v  Tayammum
الْفَقْدُ الشَّرْعِىّ
:   Menemukan air dan memung kinkan untuk memakainya, namun dilarang oleh syara’.
 الفَقْدُ الْحِسّىِّ
:   Tidak adanya air.
التُّرَابُ المُسْتَعْمَلُ
:   Debu yang telah digunakan untuk mengusap anggota tayyamum baik yang masih melekat pada anggota atau sudah rontok.
حَدُّ الْغَوْثِ
:   Batas kewajiban mencari air, dengan kira-kira hentakan anak panah.
حدُّ الْقُرْبِ
:   Batas diwajibkan mencari air.
 حدُّ البُعْدِ
:   Batas tidak wajib mencari air meskipun ada air.
فاقدُ الطّهُورَيْنِ
:   Orang yang tidak menemukan dua alat bersuci (air & debu)
الْجبيرة
:   Bambu yang digunakan sebagai penutup luka.
العِصابَةُ
:   Pembalut luka
الغبار
:   Debu halus.






v  Sholat
الفَجْرُ الصَّادِقِ
:   Fajar yang sinarnya melintang dari utara ke selatan di ufuk sebelah timur.
الفجر الكاذب
:   Fajar yang keluar sebelum fajar shodiq, namun sinarnya membujur ke atas.
الوُجوْبُ المُوَسَّعُ
:   Wajib yang masih panjang atau lama waktunya.
 الرَوَاتِبُ
:   Sholat sunnah yang mengikuti sholat fardlu.
الرواتب المؤكد
:   Sholat sunnah yang waktunya mengikuti sholat fardlu dan dijadikan runtinitas oleh Nabi.
 النَفْلُ المُطْلَقُ
:   Sholat sunnah yang tidak mempunyai sebab dan tidak ditentukan waktunya.
المَأموْمُ المُوافِقُ
:   Ma’mum yang menemukan waktu yang cukup untuk membaca Al-Fatihah.
بَطِئُ القِرَاءةِ
:   Orang yang lambat bacaannnya.
نية المفارقة
:   Niat untuk berpisah dengan imam.
بَلَدُ الجُمْعَةِ
:   Tempat pemukiman Ahlu Jum’at baik berupa balad, qoryah atau mishir.
البَلَدُ
:   Pemukiman yang terdapat salah satu dari hakim syar’i, polisi atau pasar.
القَرْيَةُ
:   Pemukiman yang tidak terdapat hakim syar’i, polisi dan pasar.
المِصْرُ
:   Pemukiman yang terdapat hakim syar’i, polisi, pasar.
سورُ البَلدِ
:   Batas balad (Desa).

v  Janazah
الجَنازَةُ
:   Mayat yang ada dalam keranda.
الجِنازَةُ
:   Keranda mayat.
أهْلُ الفَرْضِ
:   Orang yang berkewajiban sholat janazah dan dapat menggugurkan kewajiban.
السّقْطُ
:   Orok yang keluar sebelum masa enam bulan.
الشّق
:   Liang cempuri.
اللحد
:   Liang lahat.
النّوح / النِّياحة
:   Menyebut-nyebut kebaikan mayat dengan suara keras, yang menimbulkan kesan tidak rela atas kepergiannya.
التّعزية
:   Melayat dengan disertai nasihat untuk bersabar atas musibah.
الشّهيد
:   Orang yang mati syahid.

v  Zakat
النصاب
:   Batas (ukuran) kewajiban mengeluarkan zakat.
الحول
:   Satu tahun penuh, sebagai batas waktu mengeluarkan zakat.
القوت
:   Bahan makanan pokok.
 الفقراء
:   Orang yang tidak mempunyai harta dan pekerjaan yang mencukupi kehidupannya.
المساكين
:   Orang yang mempunyai harta namun belum mencukupi kebutuhan secara sempurna.
العامل
:   Orang yang diangkat Imam untuk mengurusi zakat.
 الغريم
:   Orang yang hutang karena ada hal yang dibenarkan syara’.
المؤلّف
:   Orang yang baru masuk Islam dan masih lemah imannya.
التّجارة
:   Berdagang dengan tujuan mendapatkan laba dengan disertai niat.
ابن السّبيل
:   Orang yang melewati baladuz zakat dengan perjalanan yang diperbolehkan oleh syara’.
سبيل الله
:   Pasukan perang yang tidak tercatat dalam buku daftar tentara yang mendapatkan gaji.
 المعدن
:   Harta tambang berupa emas dan perak.
الرّكاز الجاهِليّة
:   Harta yang disembunyikan di dalam tanah oleh orang-orang jahiliyah
المُعْسِرُ
:   Orang yang tidak mempunyai kelebihan untuk makan dirinya dan keluarganya di waktu siang dan malam.
v  Shoum
الصّوم
:   Menahan diri dari sesuatu yang membatalkan puasa mulai Shubuh sampai Maghrib dengan niat tertentu.
السَحور
:   Makan ketika sahur
تَبْيِيتُ النّيَةِ
:   Melakukan niat di malam hari.
اليَوْمُ الشّكُّ
:   Tanggal 30 Sya’ban.
العاشُوراء
:   Hari ke 10 atau tanggal 10 bulan Muharrom.
اليوْمُ البيض
:   Hari atau tanggal ke 13, 14, 15 setiap bulan.
اليَوْم التّشْرِيكُ
:   Tiga hari setelah hari raya Qurban (tanggal 11, 12 dan 13 Dzul Hijjah).
 الوِصال
:   Puasa dua hari ke atas dan malamnya tanpa makan dan minum.
النُّخامَة
:   Dahak yang berasal dari otak atau perut.
المشقة الشديدة
:   Kepayahan yang berat sampai batas diperbolehkan bertayamum.
المرض اليسير
:   Sakit yang ringan sehingga belum diperbolehkan tayamum.
الفدية
:   Denda sebab tidak melakukan puasa berupa satu mud (sekitar 7 ons) dari makanan pokok.
الكفارة
:   Denda sebab menyalahi aturan puasa dengan sebab jima’ (bersetubuh).
الثقب
:   Lubang yang sangat kecil yang berada dikulit dan tidak bisa dilihat (pori-pori)



v  Haji
الحَجّ
:   Ibadah menuju Baitu Allah dalam rangka mengerjakan rangkaian manasik.
التّمتُّع
:   Haji dengan cara menyelesaikan ibadah haji terlebih dahulu kemudian baru melaksanakan ihram umrah.
الإفراد
:   Melaksanakan ihram umrah terlebih dahulu kemudian baru melaksanakan ihram haji.
القِرَنُ
:   Melakukan ihram haji dan umrah secara bersamaan.
المَرْمى
:   Lubang tempat berkumpulnya kerikil pelempar jumrah.
طواف إفاضة
:   Thawaf yang dilakukan setelah wuquf.
طواف قدوم
:   Thawaf yang dikerjakan saat datang ke Makkah.
طواف وداع
­­:   Thawaf yang dikerjakan karena pergi meninggalkan mekkah.
التَّحلّلُ الأوّلُ
:   Perbuatan yang mengakibat-kan diperbolehkan melakukan semua larangan ihram kecuali nikah dan bersetubuh dengan mengerjakan dua diantara tiga perbuatan, yaitu; Melempar jumrah pada tanggal 10 Dzulhijjah, Mencukur rambut paling sedikit tiga helai dan Thawaf Ifadloh.
التّحلُّل الثّانى
:   Melakukan satu perbuatan lagi diantara tiga perbuatan yang dilakukan, maka ia bebas dari semua larangan ihram.
لُبْسُ المَحيْطِ
:   Memakai sesuatu yang melingkari badan dengan cara dijahit, ditenun.
دَمُ التّرْتِيبُ
:   Denda yang wajib dilaksanakan dengan cara menyembelih hewan yang memenuhi syarat qurban.
 دم التّخْيِيرُ
:   Denda yang boleh diganti dengan yang lain meskipun bisa menemukannya.
دمُ التّعْدِيلِ
:   Denda yang diganti dalam bentuk bahan makanan yang dibeli dengan nilainya hewan yang wajib di bayar.

v  Jual Beli (Bai’)
البَيْعُ
:   Melakukan akad untuk memilikkan barang dengan menerima harga atas dasar saling ridlo atau ijab qobul pada dua jenis harta.
الثَّمَنُ
:   Harga (mata uang) yang disepakati oleh kedua pihak.
المالُ
:   Sesuatu yang bisa dimiliki barangnya.
المُتَموَّلُ
:   Sesuatu yang punya nilai.
خيارُ المَجْلِسُ
:   Waktu terbatas yang diperbolehkan menetukan dua pilihan.
خيار الشرْط
:   Kesepakatan dua belah pihak atas waktu (3 hari) untuk menentukan pilihan antara meneruskan atau membatalkan transaksi.
خِيارُ العَيْب
:   Hak pilih untuk mengembali-kan barang yang disebabkan aib (cacat).
العَقْد الفاسِدُ
:   Akad yang rusak.
الفَسْخُ
:   Membatalkan transaksi.
ثمن المثل
:   Harga yang berlaku pada sebuah tempat dan waktu.
العَقْد الجائزُ مِن الطّرَفَيْن
:   Akad yang mana kedua belah pihak boleh membatal-kan transaksi kapan saja.
العقْد اللازِمُ مِن الطّرَفَيْن
:   Akad dimana kedua pihak boleh membatalkan transaksi.
العَقدُ اللازِمُ من احدها
:   Akad dimana salah satu kedua pihak boleh meng-gagalkan.
العَقدُ اللازِمُ من احدها مع اختِلافٍ في الأخَرِ
:   Akad dimana kedua pihak boleh menggagalkan dan pihak yang lain masih dipersilisihkan.
بيعُ المُعاطَة
:   Transaksi Jual beli tanpa menggunakan ijab qobul.
بيْعُ الإسْتِجْرارِ
:   Transaksi jual beli dengan cara pembeli mengambil barang sedikit demi sedikit.
بيع المُرابَحة
:   Menjual barang dengan harga yang lebih tinggi dari harga pembelian.
بيع الدّين بِالدّيْن
:   Menjual tanggungan dengan tanggungan lain.
بيعُ العَرايا
:   Menjual anggur atau kurma yang masih di atas pohon dengan anggur atau kurma yang kering. 
بيع المَلاقِيح
:   Menjual janin dalam kandungan.
بيع حَبْلِ الحبَلة
:   Menjual anak dari anaknya binatang yang akan dilahirkan.
بيع الصّرف
:   Menjual mata uang dengan mata uang.
تَفْرِيق الصّفْقَة
:   Menjual dua benda yang sah dijual dan benda yang tidak sah dijual secara bersmaan, dalam satu akad.

v  Macam-Macam Riba
رِبا الفَضْل
 : Penjualan barang ribawi dengan ada kelebihan tsaman atau mabi’.
ربا اليد
:   Penjualan barang ribawi tanpa ada penyerahan dari kedua belah pihak.
ربا النّساء
:   Penjualan barang ribawi dengan tempo.
رِبا القَرْْضِ
:   Hutang dengan mensyarat-kan keuntungan bagi pemberi piutang.

v  Hijr
الحِجْر
:   Pencegahan penggunaan harta.
أهْلِيّةُ التَبرُّع
:   Orang yang berhak meng-gunakan harta untuk hal-hal yang tidak ada gantinya.
المُفْلِس
:   Orang yang punya hutang banyak.
التَبْذيْرُ
:   Menggunakan harta bukan pada tempatnya.
الرُشْدُ
:   Pandai dalam penggunaan harta dan melaksanakan segala tuntunan agama.
السفيه
:   Lemah IQ-nya.
اتِحادُ القابِضِ والمُقْبِض
:   Berstatus sebagai penerima dan sekaligus menyerahkan.

v  Shuluh (Perdamaian)
الصُلْحُ
:   Perdamaian.
الصُُلْحُ المُعاوَضَة
:   Akad shuluh dengan cara mengganti barang yang disengketakan.
الصلح الحَطيْطَة
: Akad shuluh dengan cara mengambil sebagian barang yang disengketakan.

v  Ijaroh (Sewa)
الإجارَةُ
:   Akad sewa.
إِجارَةُ عيْنٍ
:   Akad sewa manfaat yang berhubungan langsung dengan sesuatu yang telah disewa.
إجارة في الذّمّةِ
:   Akad sewa benda yang tidak berhubungan langsung dengan sesuatu yang disewa tapi manfaatnya masih dalam tanggungan.
أُجْرةُ الْمِثْلِ
:   Ongkos yang berlaku pada sebuah daerah dan pada waktu itu.

v  Hibah (Pemberian Cuma-Cuma)
الهبَةُ
:   Pemberian tanpa imbalan pada seseorang dengan serah terima.
الصّدَقَةُ
:   Pemberian tanpa ada imbalan untuk mendapatkan pahala, tanpa menyebutkan serah terima.
الهدِيَّةُ
:   Pemberian tanpa ada imbalan untuk memuliyakan tanpa memakai serah terima.
الإِباحةُ
:   Memperbolehkan seseorang untuk mengambil barang.
 هِبَةٌ بالثّوَابِ
:   Pemberian dengan mensya-ratkan imbalan.
نقْلُ اليَدِ
:   Pemindahan kekuasaan.



v  Waqaf
الوَقْفُ
:   Melepaskan hak milik benda yang bisa diambil manfaatnya tanpa mengurangi bendanya.
المسْجِد
:   Tempat yang disediakan untuk sholat dan bisa digunakan untuk I’tikaf.
المُصلَّى
:   Tempat yang disediakan untuk sholat namun tidak bisa dibuat tempat untuk I’tikaf .
الناظِرُ
:   Orang yang bertugas mengurusi, meramaikan masjid, menyewakan benda wakaf, merawat mauquf dan penghasilannya sekaligus membagikan pada orang yang berhak menerima.
النّاظر الخص
:   Orang yang ditunjuk menjadi nadzir.
الناظر العام
:   Imam, Qodli, Hakim, Ulama’.
v  Nikah
الوَلِى المُجبِرُ
:   Wali yang berhak memaksa bikr (perawan) untuk menikah.
 المَهْرُ / الصَدَقُ
:   Manfaat atau harta yang wajib diserahkan kepada istri dengan sebab nikah, wathi’ syubhat atau mati.
المهْر المُسمَّى
:   Mahar yang disebutkan pada waktu akad nikah.
المهر المِثْل
:   Mahar yang biasa diberikan pada perempuan yang sederajat dengan istri.
 نِكاحُ المُتْعة
:   Nikah yang dibatasi dengan waktu.
نكاح المُحلل
:   Akad nikah dengan perjanjian ketika sudah disetubuhi akan ditalaq kembali.
نكاح الشِّغار
:   Pernikahan dengan perjanjian wali menikahkan anaknya atau saudara perempuan, maka si suami akan mengganti dengan anak saudara perempuannya untuk dinikahi si wali dengan meniadakan mahar yang wajib dibayar oleh keduanya.
البِكْر
:   Perempuan yang belum pernah diwathi’ baik dengan cara halal atau haram.
الثَيبُ
:   Perempuan yang hilang selaput  darahnya dengan sebab di wathi’ baik dengan cara halal atau haram.
العنَّة
:   Impotensi baik karena faktor psykis atau lemahnya syaraf-syaraf penis.
وطْءُ الشّبْهَة
:   Mengauli wanita lain yang disangka istri/amatnya (budak perempuan).
 الطّلاق البدعى
:   Mentalaq istri yang tidak hamil pada waktu haid/nifas dan pernah digauli atau pada waktu suci dan sudah digauli pada waktu suci tersebut.
الطّلاقُ السُّنِّى
:   Mentalaq istri yang belum pernah digauli pada waktu suci tersebut atau ketika haidl sebelumnya.
الطلاق الجائز
:   Mentalaq istri yang belum pernah digauli atau yang sudah mencapai menaupose, atau ketika hamil atau waktu kecil.
الطلاق الباَئِنِ
:   Thalaq yang tidak bisa dirujuk kembali, kecuali dengan memperbaharui akad nikah dan dengan adanya muhallil.
الخُلْعُ
:   Perceraian berdasarkan permintaaan istri dengan syarat menyerahkan ganti rugi pada suami.
المحَلِّلُ
:   Lelaki yang menikahi perempuan yang tertalaq tiga, dengan tujuan bisa dinikahi oleh suami pertama.
العدَّةُ
:   Masa penantian seorang wanita yang ditinggal mati atau diceraikan suaminya atau wathi’ syubhat.
الاِسْتِبْراءُ
:   Masa penantian seorang budak perempuan disebab-kan berganti tuan, dimerdeka-kan atau dithalaq suaminya.
الإحْدَادُ
:   Tidak merias diri karena ditinggal mati suaminya.
البَرَصُ
:   Warna putih kulit yang menghilangkan merah darah-nya kulit dan daging sekitar-nya.
الرَتَقُ
:   Tertutupnya lubang vagina disebabkan daging.
القرن
:   Tertutupnya lubang vagina disebabkan tulang.
النشُوزُ
:   Tidak menta’ati segala kewajiban terhadap suami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar